Opini: Fursona Furry apakah hanya untuk identitas karakter atau bisnis komersial

Rabu, 25 Oktober 2023, 4:38 - 1 Menit, 35 Detik Membaca

Opini: Fursona Furry apakah hanya untuk identitas karakter atau bisnis komersial

KUTUBUKUKARTUN-Kamu suka furry tetapi gak tahu cara menjalanin kesukaan mu tersebut?. Banyak yang suka furry memilih untuk mencoba membuat fursona. fursona adalah karakter roleplay yang sering digunakan sebagai maskot digital para artist yang menyukai furry. ada penggemar furry lain menjalani kesukaannya dengan menyukai karakter furry dari berbagai macam pop kultur sebagai brand yang sudah ditargetkan sebagai bisnis komersial untuk menceruk pasar. Lalu apakah kedua ini bertentangan dan tidak bisa disatukan?.

Para furry menentang Fursona dijadikan alat untuk bisnis

Ingat dengan fursuit asal cina bernama Gintan yang fursonanya dijadikan skin untuk game PUBG cina yang sering dipanggil game for peace?. Ternyata kabar ini menjadi pertentangan keras oleh komunitas furry di cina. Sebab mereka melihat bahwa karakter furry buatan disalahgunakan menjadi sebuah bisnis yang bisa menimbulkan pembajakan.

Menurut para netizen, skin yang dirilis oleh PUBG cina membuat para furry di negara asalnya bakal berbuat ekstrim demi mengejar popularitas dan mendapatkan banyak sponsor di perusahaan perusahan besar. Sehingga bila trend furry meningkat pesat di negri tirai bambu karena kepopuleraritas Gintan, maka bakal banyak sekali mayoritas yang menyukai furry karena lewat gintan, membuat furry mereka dan memesan kostum furry kayak gintan yang bisa menyembabkan pembajakan asset gaya trend furry karakter Kemono asal Jepang tersebut. Beberapa orang berpendapat bahwa furry tidak boleh ada dalam permainan atau bisnis; mereka bilang fursona itu spesial dan pribadi, bukan untuk dijual.

Fenomena pembajakan sudah menjadi hal umum di cina akibat popularitas dan trend terjadi. Misalnya di bidang kartun dan animasi, china selalu memodifikasi yang menjadi sesuatu miliknya tanpa ketahuan negara aslinya. Jika ini berdampak ke furry maka akan memiliki culture shock yang tidak bisa dihentikan. Gintan sebagai fursuitter lebih mementingkan dirinya dibandingkan memedulikan komunitas atau fandom furry di negaranya yang membuat bahwa fenomena furry dijadikan bisnis antara memilih berdiri sendiri atau dibacking support oleh massa yang besar.

Baca Selengkapnya

Sumber: Blibli

Lalu apakah trend seperti ini bisa berpengaruh di Indonesia, Klik Halaman Selanjutnya di Sini:

  • Daftar Halaman

  • 1 2
Martini Tini

Martini Tini

Hanya orang yang masih betah sama yang dia buat dan suka

Artikel Terkait